Kasus DBD di Lampung Meningkat, 31 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Wabah DBD di Lampung: Situasi Terkini dan Langkah Pencegahan

Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) tengah melanda Lampung. Tercatat 9.228 kasus dan 31 kematian hingga awal 2025, melonjak drastis dari 2.181 kasus dan 8 kematian di tahun 2023. Artikel ini mengulas situasi terkini, mengapa kasus DBD meningkat tajam, upaya pemerintah, dan langkah-langkah penting yang dapat kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga.

Mengapa Kasus DBD Melonjak? Analisis dan Faktor Penyebab

Lonjakan kasus DBD dari 2.181 di 2023 menjadi 9.228 di awal 2025 di Lampung menimbulkan kekhawatiran serius. 31 nyawa telah melayang akibat penyakit ini. Apa yang memicu peningkatan drastis ini?

Faktor Cuaca dan Lingkungan

Perubahan cuaca yang tidak menentu dan dampak El NiƱo tahun 2023 kemungkinan besar menciptakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, vektor utama virus dengue. Hujan yang tidak konsisten menciptakan lebih banyak genangan air, tempat berkembang biak yang sempurna bagi nyamuk. Sanitasi yang kurang memadai di beberapa daerah mungkin memperburuk masalah ini.

Perilaku Masyarakat

Kepatuhan masyarakat terhadap praktik pencegahan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang, plus menghindari gigitan nyamuk) juga berperan penting. Nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit di siang hari, sehingga perlindungan pribadi sepanjang hari sangatlah penting.

Dampak di Berbagai Daerah

Lampung Utara menjadi daerah terdampak paling parah dengan 1.698 kasus dan 7 kematian. Disusul Lampung Tengah dengan 1.189 kasus dan 4 kematian, serta Lampung Timur dengan 828 kasus dan 6 kematian. Data ini menunjukkan penyebaran wabah yang luas dan membutuhkan respons komprehensif.

Upaya Pemerintah dan Peran Masyarakat dalam Memerangi DBD

Pemerintah Provinsi Lampung telah mengambil langkah-langkah aktif untuk memerangi wabah DBD ini, antara lain:

  • Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J): Memberdayakan masyarakat untuk mengendalikan nyamuk di rumah mereka.
  • Program Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus (PSN-3M Plus): Mendorong praktik menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat potensial perkembangbiakan nyamuk, serta langkah-langkah pencegahan tambahan seperti penggunaan losion anti-nyamuk.
  • Sosialisasi Vaksin DBD: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ketersediaan vaksin DBD.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Selain upaya pemerintah, peran aktif masyarakat sangat penting. Berikut langkah-langkah yang dapat kita lakukan:

  1. Terapkan 3M Plus secara Konsisten: Kuras tempat penampungan air seminggu sekali, tutup rapat tempat penampungan air, dan daur ulang barang bekas yang berpotensi menampung air. Gunakan juga lotion anti-nyamuk, kenakan pakaian lengan panjang, dan gunakan kelambu.
  2. Kenali Gejala DBD: Demam tinggi mendadak, nyeri di belakang mata dan area perut, ruam merah, mimisan, atau muntah darah merupakan gejala DBD. Segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala-gejala tersebut.
  3. Dukung Program G1R1J: Berpartisipasilah aktif dalam kegiatan jumantik di lingkungan sekitar.
  4. Sebarkan Informasi: Bantu sebarkan informasi tentang pencegahan DBD kepada keluarga, teman, dan tetangga.

Data Kasus DBD per Kabupaten/Kota di Lampung

Berikut data sebaran kasus DBD dan kematian di setiap kabupaten/kota di Lampung:

Kabupaten/Kota Kasus DBD Kematian
Lampung Utara 1.698 7
Lampung Tengah 1.189 4
Lampung Timur 828 6
Kota Metro 735 0
Pringsewu 723 3
Tulang Bawang Barat 722 0
Lampung Barat 644 0
Pesawaran 509 2
Kota Bandar Lampung 422 1
Tanggamus 408 0
Way Kanan 385 2
Lampung Selatan 283 1
Pesisir Barat 278 3
Tulang Bawang 209 0
Mesuji 195 2
TOTAL 9.228 31

Lampung Utara dan Lampung Tengah mencatat kasus tertinggi. Faktor lingkungan seperti keberadaan genangan air mungkin berkontribusi pada tingginya angka di daerah tersebut.

Langkah Pemerintah dan Tindakan Pencegahan Mandiri

Pemerintah Provinsi Lampung telah mengeluarkan Surat Edaran Gubernur Nomor 38 Tahun 2024 tentang Kesiapsiagaan dan Penanggulangan DBD. Upaya yang dilakukan antara lain:

  • Peningkatan Surveilans DBD: Mendeteksi kasus lebih awal dan merespons dengan cepat.
  • Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J): Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengendalian nyamuk.
  • Program 3M Plus: Menguras, menutup, dan mendaur ulang, plus penggunaan larvasida.
  • Sosialisasi Vaksin DBD.

Tindakan Pencegahan yang Dapat Dilakukan:

  1. Kenali Gejala Dini: Waspadai demam tinggi mendadak, nyeri di belakang mata dan perut, serta ruam merah. Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala tersebut.
  2. Lakukan 3M Plus di Rumah: Kuras, tutup, dan daur ulang, serta hindari gigitan nyamuk.
  3. Dukung G1R1J.

Jika Terkena DBD:

  • Segera periksakan diri ke pusat kesehatan terdekat.
  • Berikan informasi detail tentang gejala kepada dokter.
  • Ikuti anjuran dokter dan konsumsi obat yang diresepkan.
  • Istirahat cukup dan minum banyak air putih.

Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat krusial. Partisipasi aktif individu, seperti kampanye kesadaran di masyarakat dan berbagi informasi tentang langkah-langkah pencegahan, dapat memperkuat upaya penanggulangan DBD.

Tindakan Penanggung Jawab Dampak Potensial
Menerapkan 3M Plus Individu & Masyarakat Mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk
Berpartisipasi dalam G1R1J Individu & Masyarakat Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat
Menyediakan Sumber Daya Kesehatan Pemerintah Memastikan diagnosis dan perawatan tepat waktu
Kampanye Kesadaran Publik Pemerintah & Masyarakat Mendidik masyarakat tentang pencegahan dan gejala
Penelitian tentang pengobatan dan vaksin baru Ilmuwan & Peneliti Menawarkan harapan untuk pengendalian yang lebih efektif di masa depan

Penting untuk diingat bahwa informasi tentang DBD terus berkembang. Penelitian yang sedang berlangsung dapat menghasilkan langkah-langkah pencegahan dan pengobatan yang baru dan lebih baik di masa mendatang. Saat ini, pendekatan yang paling efektif melibatkan kombinasi tindakan pemerintah dan tanggung jawab individu. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan komunitas yang lebih sehat dan aman.