Mengenal Perbedaan HMPV Subtipe A dan B: Cara Penularan dan Bahayanya

Apa Itu HMPV?

Human metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Gejalanya mirip dengan flu atau pilek biasa, tetapi HMPV disebabkan oleh virus yang berbeda. Virus ini dapat menginfeksi siapa pun, tetapi anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah lebih rentan mengalami gejala yang lebih parah. Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang HMPV, terutama di Indonesia, di mana penelitian lebih lanjut masih diperlukan. Informasi dalam artikel ini berdasarkan wawancara dengan Dr. dr. Telly Purnamasari Agus, MEpid., Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN (DetikHealth, 16 Januari 2025).

Mengenal Subtipe HMPV A & B

HMPV memiliki dua subtipe utama, A dan B, yang keduanya dapat menyebabkan infeksi pernapasan. Meskipun gejalanya serupa, terdapat perbedaan dalam tingkat keparahan dan prevalensi.

Subtipe Keparahan Prevalensi
A Umumnya lebih parah, dapat menyebabkan bronkiolitis atau pneumonia Sering dikaitkan dengan wabah
B Cenderung lebih ringan Lebih umum ditemukan, terutama di musim dingin atau gugur

Perlu diingat bahwa tingkat keparahan gejala dapat bervariasi, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya karakteristik masing-masing subtipe.

Bagaimana HMPV Menular?

HMPV menyebar melalui droplet pernapasan yang dikeluarkan saat batuk atau bersin. Droplet ini dapat terhirup langsung oleh orang lain atau menempel pada permukaan benda. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi, kemudian menyentuh hidung, mata, atau mulut. Beberapa penelitian menyarankan kemungkinan penularan melalui udara dalam jarak yang lebih jauh, tetapi hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Gejala HMPV

Gejala HMPV seringkali mirip dengan flu biasa, antara lain:

  • Batuk
  • Pilek
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Sakit tenggorokan

Pada kasus yang lebih parah, terutama pada anak-anak dan lansia, HMPV dapat menyebabkan bronkiolitis (radang saluran pernapasan kecil di paru-paru) atau pneumonia.

HMPV di Indonesia

“Informasi ini mungkin perlu diperbarui dengan penelitian terbaru,” ujar Dr. dr. Telly Purnamasari Agus, MEpid. (16 Januari 2025). Pernyataan ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut tentang HMPV di Indonesia, termasuk prevalensi, karakteristik virus, dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.

Pencegahan HMPV

Meskipun belum ada vaksin khusus untuk HMPV, beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko infeksi:

  1. Cuci Tangan: Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah batuk, bersin, atau menyentuh permukaan benda di tempat umum. Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol jika sabun dan air tidak tersedia.
  2. Etika Batuk dan Bersin: Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin.
  3. Hindari Kontak Dekat: Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit.
  4. Jaga Kebersihan: Bersihkan dan disinfeksi permukaan benda yang sering disentuh, seperti gagang pintu, meja, dan mainan.
  5. Tingkatkan Daya Tahan Tubuh: Konsumsi makanan bergizi, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Kapan Harus ke Dokter?

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami:

  • Gejala yang memburuk, seperti sesak napas yang berat.
  • Gejala yang tidak membaik setelah beberapa hari.
  • Kesulitan bernapas.
  • Demam tinggi yang tidak kunjung turun.

Meskipun sebagian besar kasus HMPV bersifat ringan, penting untuk waspada dan mencari pertolongan medis jika diperlukan. Pencegahan tetap menjadi kunci utama dalam melindungi diri dari infeksi HMPV. Semoga informasi ini bermanfaat!